PENGARUH MEDIA TERHADAP AJARAN ISLAM

Copas dari FLP:
Banci disebut transgender. Pelacur disebut Pekerja S*** Komersial. Pria suka dandan disebut metroseksual. Hmmm...
Lalu: Orang yang menjalankan perintah agamanya dicap ekstrimis. Tidak mau menerima liberal? Oh, itu fundamentalis. Orang-orang berjenggot dan wanita bercadar diidentikkan dengan teroris. Hmmm... Thinking: Ada apa dengan media?
Yang jelas bobrok dibahasakan halus demikian rupa. Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama, diolok-olok dan dibahasakan negatif dan sinis. Fatwa ulamanya dijadikan dialog penuh lawak dan sindir. Ada bom meledak? Islam langsung jadi subjek utama.
Well, what do you think?
... Menurut saya, tidak butuh jadi jenius untuk tahu ada konspirasi media. Sebab media itu punya investor, dan investor punya kepentingan. Saya termasuk orang yang percaya: setiap media itu berpihak. Masalahnya adalah kepada siapa mereka berpihak. Karena setiap orang punya niat Dan kebebasan melakukan. Itu sebabnya ada pengadilan atas gerak dan amal, Lintasan pikiran dan motivasi.
Netral?
Itu juga sikap. Yang harus dipertanggungjawabkan. Karena netral itu mendiamkan yang salah. Tidak membantu yang benar. Wahai Kawan, kita ini antara dua pilihan. Selalu begitu. Sebab hidup adalah perang besar. Antara manusia dan syaithan....
From our brother in Islam..

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.

0 komentar:

LIBERALISME

Paham liberalisme mencakup tiga hal:
1. Kebebasan berpikir tanpa batas (padahal cakrawala manusia itu terbatas. Bisa jadi stenggil jika diperturutkan).
2. Senantiasa meragukan dan menolak kebenaran alias sophisme (lebih dahsyat lagi ketika yang ditolak adalah Quran dan Sunnah. Aqidahnya telah cacat karena sombong kepada Allah dan Rasul saw)
3. Sikap longgar dan semena-mena dalam beragama (mulai menafsirkan dalil sesuai kepentingan nafsu. Bahkan Imam Syafii RA pun mentadabburi satu ayat hingga ratusan kali untuk memahaminya, namun "mereka"?)
Yang pertama berarti kebebasan memikirkan apa saja dan siapa saja. "Berpikir kok dilarang," ujar golongan ini. Yang kedua lebih dikenal dengan istilah sufasta'iyyah, yang terdiri dari skeptisme, agnosgtisisme, dan relativisme. Sementara cakupan ketiga t...idak lain tidak bukan adalah manivestasi nifaq (sifat munafik), dimana seseorang tidak mau dikatakan kafir walaupun dirinya sudah tidak berkomitmen lagi pada ajaran agama.
(Dr. Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran, Gema Insani:Jakarta, 2008)
Berdebat dengan kaum liberalis tak pernah ada ujungnya karena skeptisme mereka. Menjadi budak dari pemikiran serampangan, sikap sombong yang tak mau menerima kebenaran, dan sifat munafik yang membawa pada kekafiran telah terakumulasi dalam diri seorang liberalis. Akankah kita termasuk salah satu dari mereka, atau kita akan menjadi pembela agama-Nya?

Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik

0 komentar: