Akhir Hayat Sholahuddin Al ayyubi
18.12
By
Kak Echo
Kisah Islami
0
komentar
Setelah berhasil menaklukkan
Yerussalem dan melakukan perjanjian damai dengan pasukan salib,
Salahuddin kembali ke Damaskus. Riwayat menyebutkan bahwa
pada suatu hari dimana hujan turun, dia melakukan perjalanan.
Sekembalinya dari perjalanan tersebut,
udara pada saat itu dingin dan lembab, sehingga dia jatuh sakit.
Setiap
hari keadaannya semakin memburuk. Al-Imad menyebutkan “Aku bersama Salahuddin
ketika dia sedang sakit. Demi Allah, semakin parah
sakitnya, kepercayaannya kepada rahmat Allah semakin bertambah. Semakin lemah
tubuhnya, maka semakin kuat keimanannya kepada Allah.”
Dalam keadaan itu, Salahuddin tidak dapat pergi ke masjid lagi, tapi dia
bersikeras untuk menunaikan shalat berjamaah. Jadi mereka membawakannya seorang imam sehingga dia dapat
menunaikan shalat secara berjamaah.
Di
hari
ke-sembilan, Salahuddin tidak sadarkan diri. Syekh Jafaar menyebutkan
“Aku
sedang membaca Al-Qur’an di sisi tempat tidurnya, dan ketika mencapai
ayat “Dia-lah
Allah, dan tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Mengetahui perkara
ghaib.” Salahuddin
sudah tidak sadarkan diri untuk beberapa lama, tapi tiba-tiba
aku mendengar suaranya yang lemah mengatakan “Sahih. Kau telah bicara
benar. Selama 3 hari aku membaca Al-Qur’an di sisi tempat tidur
Salahuddin,
dan pada hari terakhirnya, aku mencapai ayat “Tidak ada tuhan
selain Allah dan kepada-Nya aku beriman.” Ketika aku melihat wajah
Salahuddin, wajahnya
menjadi bercahaya, kemudian dia mengucapkan kalimat syahadat, dan
meninggal dunia.”
Ibnu
Shaddad menyebutkan bahwa inilah bencana terbesar yang menimpa umat
muslim
sejak kehancuran Khulafaurrasyidin. Ibn Shaddad menyebutkan “Seringkali
aku mendengar
pepatah yang mengatakan “Kuharap aku dapat meninggal menggantikan
Salahuddin.” Aku selalu berpikir bahwa ini adalah metafora. Tapi
kemudian aku menyadari hal yang
sebenarnya dari pepatah itu ketika Salahuddin meninggal.
Abdul Latif, seorang penyair yang terkenal berkata bahwa Salahuddin ditangisi
layaknya seorang nabi, karena setiap orang mencintainya, bahkan umat
non-muslim mencintainya.
Dan
apa
yang ditinggalkan Salahuddin setelah dia wafat? Dia hanya meninggalkan
1 dinar dan 47 dirham, beberapa jubah perang, dan seekor kuda, padahal
dia adalah raja Mesir, Siria, Lebanon, dan Yaman. Hanya inilah
yang ditinggalkannya, sampai-sampai umat Muslim harus meminjam uang
untuk mengurus jenazahnya. Dia wafat pada saat fajr, dan jenazahnya
dimakamkan setelah dzuhur.
Orang-orang
berteriak dan menangis ketika Salahuddin meninggal. Dan banyak orang
yang pingsan ketika mereka melihat jenazahnya karena mereka
tidak percaya bahwa Salahuddin telah meniggal.
Bahkan
Qadhi
Fadhil memberikan fatwa bahwa Salahuddin harus dikubur dengan
pedangnya, sehingga ketika di hari kiamat dimana dia akan dibangkitkan
kembali, dan salah satu dari
ketujuh orang yang mendapat naungan dari Allah adalah, seorang penguasa
yang
adil. Ketika dia berada di dalam naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka
dia
dapat bersandar pada pedangnya, jadi setiap orang dapat melihat, bahwa
dialah
sang pembebas Tanah Suci.
Salahuddin
adalah orang yang membebaskan Tanah Suci Yerussalem, dialah orang yang membuka
gerbang benteng dan kastil orang-orang Kristen. Dan di batu nisannya, mereka
menulis “Ya Allah, sebagai kemenangan terakhirnya, bukakanlah untuknya pintu
surga!
Salahuddin
adalah salah satu pahlawan Islam terbaik. Tapi masalahnya dengan umat muslim
pada masa kini adalah, kita telah meninggalkan kejayaan kita. Kau tahu, seperti
yang dikatakan seorang penyair:
“Umat
muslim
datang ke kubur Salahuddin dan mereka terus-menerus berdatangan. Dan
apa yang
mereka lakukan? Mereka berada di sisi kuburan Salahuddin dan berkata
“Wahai Salahuddin, bangunlah! Bangunlah wahai Salahuddin, kami
membutuhkanmu! Tidakkah kau melihat apa yang terjadi di Iraq,
Afghanistan, dan Palestina? Tidakkah kau melihat pemimpin bodoh
yang kami miliki? Wahai Salahuddin kami membutuhkanmu untuk membebaskan
Tanah
Suci! Sampai-sampai kuburannya mengeluh karena hal ini. Berapa kali
dalam setahun kalian akan membangunkan Salahuddin? Berapa
kali kalian akan mencambuk Salahuddin karena sifat penakut kalian
sendiri?” Apakah
telah sampai pada keadaan sampai-sampai yang hidup meminta bantuan kepada yang
mati?”
0 komentar: